Latar belakang pembentukan forum PRB ini berdasarkan pada jumlah peristiwa bencana yang terjadi di Kota Bogor pada 2019 yang sudah mencapai ratusan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD Kota Bogor, telah terjadi 558 peristiwa bencana sejak Januari-September 2019 di wilayah kota hujan. Dari data tersebut, bencana tanah longsor paling mendominasi dengan angka 155 peristiwa. Kemudian bencana lainnya adalah 133 kali pohon tumbang, 117 kali rumah roboh, dan 62 peristiwa lainnya mulai dari evakuasi mayat, evakuasi binatang, kecelakaan kereta api hingga kekeringan. Selain itu, ada juga 54 peristiwa kebakaran, 24 banjir, dan 13 tanah amblas. Trennya pun terus meningkat pada kuartal pertama. Tercatat, Januari ada 51 bencana, Februari 82 peristiwa, Maret 87 insiden, lalu bertambah lagi menjadi 100 kejadian pada April 2019.
“Bencana di Kota Bogor mulai mengalami penurunan di Mei menjadi 54, turun lagi menjadi 22 kejadian di Juni, 30 di Juli, 60 kejadian di Agustus dan 72 pada September,” ujar Kepala BPBD Kota Bogor, Juniarti Estiningsih, Kamis (3/9/2019). Menurut Esti jumlah resiko bencana Kota Bogor jika dibandingkan daerah lain memang tidak terlalu signifikan. Namun, tetap harus diwaspadai, terutama tanah longsor dan kebakaran yang sering terjadi akibat human error. “Setiap tahunnya indeks risiko bencana harus dikurangi hingga 30 persen. Karena itu, berbagai program pun digalakkan, mulai dari sekolah, kelurahan tangguh bencana dan sekarang akan mendeklarasikan Forum PRB Tingkat Kota Bogor,” ujar Esti. Esti menambahkan, Forum PRB tingkat kota ini nantinya akan menjadi jembatan bagi setiap program penanggulangan bencana di Kota Bogor serta bersinergi dalam memfasilitasi kerja sama dengan berbagai pihak. Dalam pembentukan PRB tingkat kota ini dibutuhkan beberapa tahapan proses yang harus dilakukan.
“Tahapannya diawali dengan diskusi, arah kebijakannya seperti apa, AD/ART, juklak dan juknis. Setelah lokakarya dilaksanakan, langkah selanjutnya ada rakor untuk menentukan struktur organisasi dan tahap akhir deklarasi Forum PRB Kota Bogor 2 November mendatang,” katanya. Sementara itu Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, siapapun yang nantinya tergabung dalam Forum PRB Kota Bogor agar sepenuhnya paham tugasnya apa saja yang harus dilakukan. Karena Forum ini dibentuk atas kesadaran dan harus memiliki program yang jelas kedepannya. ‘Bicara soal bencana ini adalah hal yang pasti, tetapi tidak tahu kapan akan terjadi,” kata Ade. Ia menambahkan, dalam penanggulangan bencana tidak bisa hanya dilakukan BPBD. Melainkan perlu kerja sama, antara BPBD, masyarakat juga para pengusaha. Nantinya Forum PRB diharapkan akan mengakar ke tingkat kecamatan hingga kelurahan. “Forum ini menurut saya perlu ada di tingkat-tingkat turunannya. Saya ingin untuk forum ini ke depan ketika sudah jelas, kami akan dukung dari sisi anggaran agar mereka bisa diskusi dan eksekusi, memiliki semangat dan ada dukungan langsung dari Pemkot Bogor,” ungkapnya.