Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Ambon, Steven Patty kepada wartawan di Ambon, Minggu malam (15/9/2019) menjelaskan, kejadian yang terjadi di pantai Rutong dan Leahari, Kecamatan Leitimur Selatan, telah diteliti dan dianalisa oleh balai karantina ikan.
“Tadi tim sudah turun langsung ke lokasi untuk mengambil sampel ikan dan air untuk dilakukan analisa oleh balai karantina ikan,” kata Patty.
Patty menjelaskan, dugaan sementara penyebab mati dan terdamparnya ratusan ikan jenis demersal ini, disebabkan adanya getaran akibat ledakan yang sangat kuat terjadi dalam laut sekitar.
“Jenis ikan ditemukan mati adalah ikan yang hidup di kedalaman 100 meter. Ikan-ikan itu ditemukan dalam kondisi tulangnya retak dan mata ikan copot,” urainya.
Dugaan ini, kata dia, juga didukung dengan testimony yang disampaikan warga bahwa ada ledakan getaran yang kuat. Informasi ini sangat relevan dengan kondisi fisik ikan yang mati diketahui kondisi tulangnya retak, dan mata copot.“Analisanya akan dilakukan balai karantina, hasilnya akan disampaikan beberapa waktu kedepan,” katanya.
Selain itu, kata dia, dari informasi yang disampaikan warga sekitar, kejadian ini diduga sudah terjadi dua hari lalu dan ikan yang mati juga dikonsumsi masyarakat sekitar, tapi warga mengalami keracunan akibat mengkonsumsi ikan-ikan itu.
“Tekstur ikan yang diteliti tidak beracun dan daging ikan masih segar bisa dikonsumsi serta tidak mengandung racun. Mereka mengonsumsi ikan tetapi tidak keracunan, sehingga kami masih terus melakukan analisa kematian ikan ini,” ujarnya.
Untuk mengetahui pusat titik ledakan yang menimbulkan getaran itu, tim yang terdiri dari beberapa instansi sudah mengambil sampel air laut untuk meneliti lebih lanjut. Dan besok tim dari LIPI Ambon juga akan ke lokasi, mereka akan meneliti lebih lanjut dengan melihat kondisi terumbuh karang.
“Besok ini tim dari LIPI akan ke lokasi untuk memastikan itu. Mereka juga akan melihat kondisi terumbuh karang apakah ada yang hancur atau tidak,” jelasnya.