Eks
Kapolda Metro Jaya Irjen (Purn) Sofyan Jacob jadi tersangka dalam
kasus dugaan makar. Sofyan hari ini dipanggil sebagai tersangka oleh polisi.
Ternyata Sofyan juga pernah menuai sejumlah kontroversi.
Polisi membenarkan kabar
soal peningkatan status Sofyan Jacob. Purnawirawan polisi pro-Prabowo ini
dipanggil hari ini sebagai tersangka.
Kendati demikian, Argo tak menjelaskan dengan rinci soal kasus yang membuat Sofyan jadi tersangka. Argo hanya menyebut kasus itu merupakan kasus makar.
Sementara kuasa hukum Sofyan, Ahmad Yani, menyebut
pemeriksaan Sofyan ditunda karena kliennya sedang sakit. Pihaknya juga sudah
mengirimkan permohonan reschedule pemeriksaan Sofyan kepada penyidik.
Lantas siapakah sebenarnya Sofyan Jacob? Sebelum menjadi perbincangan lantaran
kasus makar, purnawirawan polisi kelahiran Tanjungkarang, Lampung, 31 Mei 1947,
ini pernah menuai sejumlah kontroversi. Berikut ini kontroversinya:
Kapolda Metro Jaya Berumur Pendek
Pada 8 Mei 2001, Sofyan Jacob menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Inspektur
Jenderal Mulyono Sulaeman. Sebelumnya, Sofyan memegang jabatan Kapolda Sulawesi
Selatan. Ketika menjabat Kapolda Metro Jaya, Sofyan sempat dianggap telah
berhasil mengawal keamanan pada masa transisi kepemimpinan dari Presiden
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Presiden Megawati Soekarnoputri. Namun jasanya
ini tak berbanding lurus dengan posisinya sebagai Kapolda Metro Jaya. Sebab,
pada 12 Juli 2001, Presiden Gus Dur pernah menganggapnya membangkang dan
meminta Sofyan ditangkap. Hingga akhirnya dia berhenti pada 18 Desember
2001.
Gugat Megawati Lantaran Dipensiunkan
Dini
Seusai pergantian kepemimpinan, ternyata nasib Sofyan memang tidak mujur.
Presiden Megawati Soekarnoputri mengeluarkan keputusan pensiun 64 perwira
Polri. Sofyan adalah salah satu dari mereka. Sofyan merasa keputusan pensiun
dini itu dirasa tak adil karena bertentangan dengan UU No 2/2002 yang
menyebutkan bahwaanggota Polri pensiun pada umur 58 tahun.
Kekecewaan Sofyan ini mendorongnya untuk menggugat keputusan Megawati dan
Kapolri Dai Bachtiar ke PTUN. Hasilnya, dia menang di tingkat banding, namun
mencabut gugatannya karena dia ikhlas. Menurutnya, keputusan tersebut untuk
kepentingan bersama. Padahal saat itu dia masih ditawari berdinas kembali.
Berjasa dalam Proses Penangkapan Tommy
Soeharto
Pada akhir November 2001, Sofyan pernah dianggap berjasa dalam proses
penangkapan Tommy Soeharto. Saat itu, Tommy merupakan buron dalam kasus
pembunuhan Hakim Syafiuddin Kartasasmita. Ketika itu Sofyan mendapatkan
informasi terkait keberadaan putra mahkota Presiden Soeharto tersebut di Rumah
Cendana. Bahkan dia sempat ingin mengasapi terowongan di bawah Rumah Cendana
dengan gas beracun lantaran Tommy diduga sedang bersembunyi di sana. Namun
ternyata Tommy kabur lagi hingga akhirnya tim polisi menangkap Tommy di Bintaro
Jaya, Tangerang.
Pernah Ancam Petugas Sekuriti Pakai
Senpi
Pada 2011, Sofyan juga pernah terjerat kasus. Dia dilaporkan lantaran mengancam
petugas sekuriti Perum Taman Resort Mediterania, Jakarta Utara, bernama Sugeng
Joko Sabiran. Sofyan diduga mengancam menggunakan celurit dan senjata api
(senpi). Namun Sofyan menepis tuduhan itu. Dia mengaku sedang bermain ping pong
dan tak tahu-menahu soal pengancaman tersebut. Kasus Sofyan ini pun tak pernah
ada kabarnya lagi.
Jadi Pendukung
Prabowo-Sandi
Pada 17 Oktober 2018, Sofyan Jacob mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan
calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga
Uno lewat ormas Gerakan Relawan Rakyat Adil Makmur (Gerram). Otomatis setelah
itu dia ikut dalam kegiatan kampanye Prabowo-Sandi. Salah satunya, pada 31
Maret 2019, dia ikut berpidato di Studio Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Lantas,
pada 17 April 2019, dia juga berpidato bersama mantan Menko Polhukam Laksamana
Tedjo Edy di Kertanegara 4, Kebayoran Baru. Bahkan pada 22 Mei 2019 dia sempat
hadir dalam rapat internal di kediaman Prabowo itu.