Penghargaan ini diberikan kepada kepala daerah yang dinilai berprestasi dalam pendayagunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan kebudayaan di wilayahnya.
Malam anugerah sebagai ajang tahunan Kemendikbud melalui melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) ini digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Kamis malam (14/11). Tahun ini, tema yang diusung yakni ‘Membangun Generasi Unggul dan Berkarakter di Era Digital’.
Plakat anugerah Kihajar 2019, diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud, Didik Suhardi didampingi Kepala Kapustekkom Gogot Suharwoto, kepada Wali Kota banda Aceh, Aminullah. Penghargaan serupa juga diserahkan kepada 15 kepala daerah berprestasi lainnya yakni dari Sulawesi Utara, Jawa Timur, Bandung, Semarang, Gunung Kidul, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Deli Serdang, Banjarbaru, Kutai Timur, Gowa, Maluku Tenggara, Badung, dan Jayapura.
Kepala Pustekkom Gogot Suharwoto mengatakan, aspek yang dinilai pada penganugerahan ini, antara lain kebijakan kepala daerah, tata kelola, implementasi TIK, manajemen dan komitmen untuk peningkatan SDM. “Kemudian dampak pada guru, siswa dan prestasi sekolah, serta inovasi-inovasi yang dilakukan di daerahnya,” ungkapnya.
Dari seluruh kepala daerah di 514 kabupaten/kota se-Indonesia, awalnya ada 155 orang yang masuk nominasi. Kemudian dikerucutkan lagi menjadi 34 untuk menyampaikan presentasi pada akhir Oktober lalu, dan akhirnya terpilih 16 kepala daerah berprestasi yang diberikan penghargaan.
Didik Suhardi yang mewakili Mendikbud Nadiem Makarim, menyampaikan apresiasi atas perhatian luar biasa para kepala daerah peraih Anugerah Kihajar 2019 terhadap dunia pendidikan di wilayahnya masing-masing.
“Semoga dapat menjadi motivasi dan contoh bagi daerah lain, terutama terkait pemanfaatan IT dalam dunia pendidikan. Hal ini tak bisa ditawar-tawar lagi karena generasi muda kita sudah sangat melek teknologi. Sangat rugi jika tak mampu menyiapkan sarana dan prasarana IT dengan baik,” katanya.
Adapun sejumlah inovasi terbaru yang digagas pihaknya yakni Rumah Belajar dan TV Edukasi, yang bisa dimanfaatkan di ruang kelas maupun di rumah oleh siswa. “Jadi di manapun mereka bisa belajar. Mari kita dorong anak-anak kita untuk menggunakan TIK dengan bijaksana, bukan hanya untuk nge-game tapi juga untuk belajar,” pungkas Didik.
Usai menerima penghargaan, Wali Kota Aminullah menyampaikan rasa syukur dan bahagianya. “Ini juga buah kerja keras seluruh jajaran Pemerintah Kota Banda Aceh, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dan saya atas nama wali kota dan masyarakat mengucapkan terima kasih,” katanya.
Aminullah mendedikasikan Anugerah Kihajar 2019 ini bagi seluruh insan dunia pendidikan Banda Aceh mulai dari kepala sekolah, dewan guru, siswa, hingga pihak-pihak yang selama ini sangat concern terhadap kemajuan pendidikan. “Secara khusus, penghargaan ini selaras dengan penetapan Banda Aceh sebagai pilot project Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia,” kata Aminullah didampingi Kadisdikbud Banda Aceh, Saminan.
Ia menambahkan, salah satu inovasi Banda Aceh dalam pemanfaatan TIK di dunia pendidikan adalah Sinan Sikula; Sistem Layanan Informasi Sekolah. “Inovasi unggulan Banda Aceh berupa suatu aplikasi yang berfungsi sebagai media komunikasi dan informasi antara sekolah dan orangtua/wali murid,” jelasnya.