Seorang dokter yang
juga model di Myanmar dicabut
izin praktiknya karena memposting foto seksi di Facebook.
Dokter berusia 28 tahun ini menegaskan akan melawan keputusan dari otoritas
medis setempat.
Seperti dilansir Reuters, Senin (17/6/2019), Dewas Medis Myanmar mencabut
izin praktik dokter Nang Mwe San dalam sebuah surat tertanggal 3 Juni, yang di
dalamnya menyebut sang dokter berpakaian tidak sopan.
Dalam akun Facebook-nya, Mwe San memposting sejumlah foto dirinya yang sedang
memakai bikini, lingerie, gaun ketat dan bahkan pakaian tradisional Myanmar
dengan pose seksi.

Diketahui bahwa Mwe San telah menjadi dokter umum selama empat tahun, sebelum dia berhenti praktik sekitar dua tahun lalu untuk mengejar karier sebagai model. Keputusan Dewan medis mencabut izin praktik Mwe San itu berarti melarangnya untuk kembali berpraktik sebagai dokter.

Menurut surat yang diposting Mwe San via akun Facebook-nya,
Dewan Medis Myanmar menyebut Mwe San terus memposting foto-foto dengan pakaian
vulgar yang ‘tidak pantas dengan tradisi Burma (Myanmar)’ meskipun telah
berjanji untuk menghentikan postingan semacam itu usai diberi peringatan pada
Januari lalu.
Atas pencabutan izin medis itu, Mwe San menyatakan hendak mengajukan banding,
meski dia mengakui belum menghubungi Dewan Medis Myanmar. “Ada banyak
persoalan etik penting dalam sektor medis Myanmar. Saya tidak ingin mereka
membuang-buang waktu mengurusi masalah kecil seperti pekerjaan model saya. Tapi
apapun yang saya hadapi, saya tidak akan meninggalkan profesi model saya,”
ucapnya.
Dewan Medis Myanmar belum memberikan komentar kepada Reuters atas hal
ini.

Postingan Mwe San soal surat Dewan Medis Myanmar menuai
5.600 komentar dan menarik lebih dari 18 ribu reaksi. Salah satu komentar
bernada kontra menyatakan: “Anda harus memilih antara menjadi profesional
medis dan eksibisionis. Anda tidak bisa memilih keduanya karena keduanya saling
bertentangan satu sama lain.”
Shunn Lei selaku pendiri majalah feminis Myanmar, Rainfall, menyebut kasus Mwe
San menjadi contoh kontrol masyarakat atas tubuh wanita yang berlaku di
Myanmar. “Seksisme mengakar di dalam pola bikir warga Burma (Myanmar).
Masalahnya adalah masyarakat kita yang patriarki menyamakan peran wanita dengan
melindungi tradisi dan budaya Burma,” sebutnya.
“Setiap kali seorang mode berpose untuk foto-foto seksi, selalu dianggap
melawan budaya Burma. Tapi apa sebenarnya budaya Burma? Saya tidak
memahaminya,” tegas Lei.