Pesawat pengintai jenis Boeing itu mendarat di Lanud Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh besar, Senin (22/9/2019) siang sekitar pukul 11.20 WIB.
Pesawat itu sengaja dikirim ke Aceh dalam rangka operasi terkait kabut asap yang semakin pekat.
Komandan Lanud SIM, Kolonel Hendro Arief H S.Sos menyampaikan, kedatangan pesawat pengintai itu dalam rangka operasi sayap rajawali di bagian barat sumatera.
Pesawat itu bergerak dari timur hingga ke bagian barat Sumatera dengan melakukan pemotretan dan merekam titik api di sejumlah lokasi.
Tak hanya Aceh, pesawat juga melintas di Sumatera Selatan, jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, hingga Aceh.
Menurut Kolonel Hendro Arief, dalam operasi itu pesawat TNI AU yang bermarkas di Makassar itu berhasil merekam hampir 100 titik api di wilayah sumatera.
Namun, kabar gembiranya, tak ada titik api yang terekam di wilayah Aceh.
Katanya, nanti hasil dari pemantauan dan perekaman gambar dari pesawat itu akan dijadikan bahan rujukan pihak BNPB Pusat maupun lembaga terkait dalam upaya pemadaman titik api.
Sementara Kapten Pilot Pesawat Pengintai, Mayor Pnb Hendro Sukamdani menyampaikan, pesawat intai dilengkapi alat penginderaan yang canggih yang mampu beroperasi siang maupun malam.
Dalam operasi itu, mereka mendapat seluruh udara wilayah Sumatera telah diselimuti asap tebal.
“Dari atas ketinggian 15 ribu kaki, kami tidak bisa melihat ke bawah (karena tertutup awan). Semua kami deteksi dengan infrared,” ujarnya.
Mereka mendapat sekitar 100 titik api yang mendominasi di kawasan Riau.
Sementara untuk wilayah Aceh, tidak ada titik api yang ditemukan. Namun hampir seluruh wilayah Aceh sudah diselimuti kabut tebal, sehingga tidak tampak dari udara.
“Meskipun spot 9api tidak ada di Aceh, tapi karena efek angin, kabut asap ini sduah sampai ke Aceh,” ujar Mayor Pnb Hendro.