
UDAHKETEMU.COM,UNIK- Menurut hasil penelitian Bank Dunia, sistem pendidikan di Indonesia menempati peringkat ke-3 sebagai sistem Pendidikan terbesar di Asia ke-4 terbesar di dunia. Sebagai negara kepulauan yang dipisahkan oleh lautan, guru Indonesia memang harus siap ditempatkan di mana saja.
Jika dibandingkan negara lain, penetapan kurikulum Indonesia memang tidak mudah. Pasalnya, pemerintah harus membuat perencanaan terbaik dalam mengatasi ribuan keanekaragaman. Selain terpisah oleh lautan, Indonesia juga memiliki corak budaya yang berbeda, agama yang heterogen, mata pencaharian yang variatif, serta cara hidup yang tidak sama. Namun dengan diberlakukannya kurikulum nasional Kurikulum 2013, guru diberi langkah lebih lebar untuk bergerak.
Kurikulum 2013 memang telah menentukan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Buku Guru dan Buku Siswa. Namun hal itu bukan berarti guru harus mengikuti persis isi buku. Guru dapat membuat indikator sendiri berdasarkan kondisi wilayah masing-masing. Buku siswa yang enjadi pegangan guru adalah sumber belajar minimal yang masih dapat dikembangkan secara lebih luas.
Di Indoensia, guru memiliki posisi yang berbeda dalam masyarakat. Masyarakat masih memandang guru sebagai profesi yang mulia. Bahkan ada istilah “pahlawan tanpa tanda jasa”. Pernyataan tersebut sangat sesuai karena tugas guru tidak hanya mengajar melainkan juga mendidik anak menjadi pribadi yang mulia dan berakarakter.
Semua lapisan masyarakat sudah menyadari bahwa guru adalah profesi paling penting karena harus mendidik generasi kusuma bangsa. Bahkan dewasa ini profesi guru sangat popular di kalangan anak muda. Banyak lulusan SMA yang mendaftar di program ilmu keguruan dan pendidikan. Kepopuleran jurusan pendidikan telah mengalahkan jurusan kedokteran. Dari jumlah pendaftar yang mengikuti tes, hanya sekitar 15% yang diterima.
Kondisi tersebut sama halnya dengan perekrutan CPNS guru. Formasi guru selalu menempati posisi tertinggi dibandingkan formasi yang lain. Fenomena ini tidak hanya terjadi di satu wilayah, melainkan di semua wilayah. Hal ini tentu sangat bagus karena pemerintah bias mendapatkan guru-guru professional dengan melalui tes yang ketat.
Salah jika dianggap guru Indonesia hanya mengajar dengan durasi yang pendek. Pekerjaan guru di Indonesia justru sama panjangnya dengan jam kerja dokter maupun pengacara. Guru bekerja keras mempersiapkan materi, bahan ajar, media, menentukan teknik pembelajaran yang tepat karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan kepakaran dalam menjalankan profesi ini.
Indonesia memiliki sistem pendidikan yang transparan. Artinya, siswa dan orang tua diberikan kebebasan akses. Guru dan siswa berhak tahu hasil belajar mereka serta berhak tahu pula informasi-informasi terkait pembelajaran.
Di Indonesia kurikulum memang diatur oleh pusat melalui keterlibatan para ahli kurikulum dan praktisi. Jadi kurikulum tidak hanya disusun oleh expert namun ada pula praktisi (guru) yang ikut terlibat. Contohnya dalam pembuatan buku kurikulum 2013, ada guru yang terlibat di dalamnya melalui seleksi tertentu. Guru yang tercatat dalam pembuatan buku kurikulum 2013 telah melewati seleksi yang cukup panjang. Artinya, pemerintah telah memperhatikan pihak yang terlibat dalam perencanaan pembelajaran.