Solois Kunto Aji membawa salah satu lagu dari album ‘Mantra Mantra’ ke level baru. Adalah ‘Pilu Membiru’ yang digarap sedemikian rupa dan dikemas ulang dalam album bertajuk ‘Pilu Membiru Experience’.
Sesuai judul album, hanya ada satu lagu di album yang rilis pada Rabu (13/11) ini, yakni Pilu Membiru. Materi lain berupa prolog, yang pertama dari Kunto sendiri, yang kedua dari praktisi pemulihan batin Adjie Santosoputro.
Berdasar keterangan di akun YouTube Kunto, ia mengumpulkan tiga penggemar yang merasa terhubung dengan lagu Pilu Membiru, yaitu Dede Yulia, Natasha Hangraini, dan Rama Faishal. Dalam album, kisah ketiganya menjadi materi berikutnya yang dituturkan oleh Najwa Shihab, Nadin Amizah yang pernah berkolaborasi bersama Dipha Barus dalam ‘All Good’, dan aktor Iqbaal Ramadhan sebagai narator.
Setelah penuturan cerita kehidupan tentang kehilangan dan rasa sakit itu, lagu Pilu Membiru diperdengarkan dengan aransemen baru, diberi tambahan instrumen biola yang menyayat. Secara keseluruhan album ini hanya berdurasi 12 menit.
Di hari yang sama dengan perilisan album, Kunto mengunggah video musik bertitel sama di YouTube. Di awal video, ia menceritakan konsep Pilu Membiru Experience dengan keterlibatan Adjie Santosoputro di dalamnya.
“Kami mengumpulkan beberapa teman yang memiliki kisah cukup mendalam terkait lagu Pilu Membiru.
Visual lantas menunjukkan Dede, Natasha, dan Rama duduk dan berbincang dengan Adjie, satu persatu mengungkapkan kisah-kisah mereka. Mulai dari kenangan atas ibu yang tak pernah ditemui, rasa kesepian yang menusuk, sampai luka hati kehilangan kekasih saat musibah tsunami di Tanjung Lesung, Banten.
Setelah sesi bercerita, mata mereka ditutup dengan kain hitam dan saat Adjie membuka penutup itu, Kunto sudah berdiri di depan masing-masing pencerita, berkalung gitar, lalu melantunkan Pilu Membiru.
Keseluruhan video disajikan dalam warna hitam-putih, yang membuat Pilu Membiru Experience makin terasa sendu. Kesan syahdu dipertajam oleh narasi yang diselipkan di antara lagu, serta tampilan foto-foto pribadi para pencerita yang mengundang senyum dan tangis di saat bersamaan.
“Masih banyak yang belum sempat, masih banyak yang belum sempat aku sampaikan padamu,” nyanyi Kunto, sementara kamera dengan cekatan mengambil ekspresi penuh emosi para pencerita.
Di akhir video, ditunjukkan bagaimana Kunto memeluk para pencerita yang sudah berderai air mata, sementara mereka berterima kasih atas lagu Pilu Membiru. Sementara di 20 detik terakhir, Kunto sendiri terlihat kesulitan menahan emosi.
Konsep seperti ini terbilang baru di kalangan musisi dalam negeri. Kunto memanfaatkan teknologi dengan baik dan tampak berhasil menggapai penggemar lebih dekat, karena ketiga cerita itu sampai padanya pertama kali lewat media sosial.
Selain itu, tentu aransemen baru Pilu Membiru yang membuat hati terasa pedih harus jadi perhatian. Saya sendiri lebih menyukai versi orisinal. Di telinga, Pilu Membiru lama Kunto terdengar tulus, seolah ia sendiri menyimpan luka hati itu. Sementara di versi baru, ia memposisikan diri sebagai pihak ketiga.
Keputusan itu memang tidak salah. Kunto telah mempersembahkan sebuah karya sederhana yang menyentuh. Melalui Pilu Membiru Experience, ia menyampaikan pesan penting bahwa musik bisa ‘menyembuhkan’ dan teknologi tak selamanya berdampak buruk.