Kabupaten paling timur Aceh ini diharapkan bisa memenuhi sasaran tanaman padi di areal 9.089 hektare dengan kebutuhan benih 228 ton.
“Sementara benih yang ada dihasilkan darikegiatan penangkaran tahun ini baru 180 ton,” kata Kadis Pertanian dan Perkebunan Aceh, Hanan melalui Kabid Produksi Safrizal, Rabu (2/10/2019).
Untuk memenuhi target ini, Distanbun Aceh pun mengalokasikan APBA 2019 untuk kegiatan penangkaran padi di areal 120 hektare yang dikerjakan 12 kelompok penangkar.
Dengan alokasi sebesar itu, Safrizal menyebut produktivitas benih padi bersertifikat di Aceh Tamiang diharapkan mencapai 480 ton.
“Kami juga sudah mengalokasikan APBN 2019 ke aceh Tamiang untuk kegiatan padi lahan kering 500 hektare dan padi lahan sawah 500 hektare,” rinci safrizal.
Dia menambahkan gerakan panen penangkaran benih padi merupakan Wahana penyampaian informasi dan motivasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembenihan.
Tujuannya untukmenumbuh-kembangkan semangat petani penangkar untuk meningkatkan produksi benih unggul bermutu.
Dalam kesempatan itu, Safrizal sempat menjawab keluhan penerapan e-katalog. Dia memastikan Distanbun Aceh pada tahun depan akan mendatarkan pengadaan benih e-katalog lokal ke Forum Penangkar Benih Aceh (FPNA).
Meski begitu tetap saja dia berharap Pemerintah Aceh dapat membuat sebuah regulasi dalam bentuk Pergub tentang kebijakan perbenihan yang memungkinkan Aceh memproduksi benih sendiri tanpaharus membeli dari luar Aceh.
“Tujuan akhirnya untuk mewujudkan Aceh mandiri benih di tahun 2020 dan sekaligus mendukung program Aceh Troe, Aceh Meugoe dan Meulaot,” ucap Safrizal.