Sang Kaisar Naruhito sedang mempersiapkan diri untuk secara
resmi dalam menggantikan posisi sang ayah, Akihito, yang turun tahta pada
Selasa, 30 April 2019. Beberapa catatan
akan menuntun langkah Kaisar Naruhito menuju Tahta Krisan.
Naruhito merupakan kaisar pertama yang menjalani pendidikan di luar negeri. Naruhito
pun kaisar pertama yang tidak lepas dari keluarga dan dibesarkan oleh pengasuh.
Naruhito yang berusia 59 tahun, sebelum ini pernah memberi isyarat terkait niat
dirinya untuk beradaptasi dengan zaman yang berubah. Kendati demikian, Naruhito
menyatakan bahwa bertahun-tahun bersama orang tuanya akan menjadi jalan dalam
penuntun utama saat melakukan tugas non-politis sebagai simbol negara dalam
tahun ke depan.
Kaisar Naruhito lahir pada 23 Februari 1960. Naruhito adalah putra sulung dari
Kaisar Akihito dan sang istri, mantan Permaisuri Michiko, satu tahun setelah
menikah. Sang ibu yang kini berusia 84 tahun, dikenal sebagai Michiko Shoda, yang
merupakan putri mahkota pertama yang berasal dari rakyat biasa.
Nama Naruhito merupakan pemberian sang kakek, Kaisar Hirohito, dikenal sebagai
Kaisar Showa. Nama Naruhito terdiri dari dua karakter Tiongkok yang diambil
dari buku filsafat Konfusianisme Tiongkok kuno dan artinya adalah seorang pria
yang menerima kebaikan surgawi. Tak seperti sang ayah, yang besar dan jauh dari
orangtuanya, sama seperti adat istiadat keluarga kekaisaran, Kaisar Naruhito,
adik laki lakinya Putra Mahkota Pangeran Fumihito dan adik perempuan Sayako
Kuroda yang melepas gelar bangsawan demi menikah dengan orang biasa pada tahun
2005, dirawat oleh orang tua mereka.
Naruhito memasuki taman kanak kanak Universitas Gakushuin pada tahun 1964 dan lanjut
sekolah menengah atas di universitas, yang didirikan pada abad ke 19 sebagai
sekolah untuk bangsawan.
Tahun 1978, Naruhito mendaftar di Fakultas Sastra Universitas Gakushuin, Naruhito
mengambil jurusan sejarah. Sebelum lulus tahun 1982, Naruhito menulis tesis
diploma tentang transportasi air abad pertengahan di wilayah Laut Pedalaman
Jepang barat. Lalu Naruhito melanjutkan sekolah pascasarjana di universitas
swasta Jepang pada April 1982, Naruhito belajar selama dua tahun, sejak 1983 di
Universitas Oxford di Merton College, disitu Naruhito tinggal di asrama untuk
pertama kali.
Saat tinggal di sana, Naruhito berkata bahwa dia dengan santai masuk ke pub, menggunakan
mesin cuci dengan memasukkan banyak pakaian dan membeli poster artis Amerika
Jane Fonda dan Brooke Shields untuk mendekorasikan kamar.
Tema penelitian Naruhito di Oxford adalah sejarah transportasi di Sungai
Thames. Naruhito menerbitkan sebuah makalah berjudul “The Thames as a Highway” tahun 1989 dan diberikan gelar
kehormatan Doctor of Laws oleh universitas tahun 1991.
Keahlian tersebut membuat menjabat
sebagai presiden kehormatan Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal untuk Air dan
Sanitasi antara 2007 dan 2015.
Januari 1989, Naruhito menjadi putra mahkota pada usia 28 tahun setelah Kaisar Akihito
naik ke Tahta Krisan saat kematian Kaisar Hirohito.
Naruhito mengambil keputusan untuk tujuan menemukan pasangan sebelum usianya 30
tahun, Naruhito menikah dengan Masako Owada, seorang diplomat karir yang
menghabiskan masa kecil di Moskow dan New York, pada usia 33 tahun Juni 1993.
Pasangan tersebut pertama kali bertemu pada Oktober 1986 di sebuah pesta untuk
menyambut kunjungan Putri Spanyol Elena. Setelah Menyusul kembali Permaisuri
Masako dari Universitas Oxford, tempat dirinya belajar antara 1988 dan 1990, kedua
pasangan ini bertemu lagi pada 1992 dan Naruhito melamar pada akhir tahun itu.