Harun Rasyid Tewas Dianiaya Oknum Aparat

Harun Rasyid Tewas Dianiaya Oknum Aparat

Dunia maya hari ini heboh dengan ungkapan bela sungkawa dan doa atas meninggalnya Muhammad Harun Rasyid yang di duga akibat ulah oknum aparat Brimob saat aksi 22 Mei 2019 di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta. Tagar #RIPHarunRasyid dan #PrayForHarunRasyid menjadi trending topik di Indonesia.

Video aksi penganiayaan Harun Rasyid, bocah berumur 15 tahun tersebut viral di dunia maya. Dalam video yang beredar tampak bocah itu diseret, dipukuli dengan tongkat panjang, dipukul sesuatu mirip senjata laras panjang, ditendang dan diinjak oleh sejumlah oknum polisi berpakaian lengkap.

Video viral tersebut sebelumnya dianggap hoaks, namun setelah dilakukan pengecekan ke lapangan dan keterangan saksi menyebutkan kejadian itu benar adanya. Video penganiayaan itu diduga terjadi di area kompleks Masjid Al Huda, Jalan Kampung Bali XXXIII, Jakarta Pusat. Masjid ini lokasinya memang tidak jauh, sekira 160 meter dari Kantor Bawaslu.

Baca juga  Jelang Pilihan Walikota (Pilwali) Pasuruan 2020 mendatang, seluruh komponen masyarakat mulai aktif menggelar pertemuan untuk membahas bagaimana figur calon pemimpin Kota Pasuruan ke depannya

Imam Masjid Al Huda, Tajudin, mengkonfirmasi kebenaran insiden yang terjadi dalam video yang beredar tersebut. Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis, 23 Mei 2019 sekitar pukul 05.30 WIB.

Tajudin bersembunyi saat kejadian berlangsung. Bocah yang dipukuli oleh aparat keamanan dalam video viral bukan anggota massa aksi 22 Mei yang berunjuk rasa di depan kantor Bawaslu.

Tajudin yang tidak mengetahui nama bocah tersebut menyebutkan, bahwa korban yang seusia anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) tersebut sehari-hari sebagai tukang parkir di lahan kosong sekitar masjid.

Hampir semua warga di TKP tidak berani buka mulut terkait penganiayaan aparat kepolisian terhadap Harun. Hingga akhirnya seorang juru parkir mau diajak bicara.

Ia bersaksi bahwa benar dilokasi pelataran parkir masjid Al Huda itu tempat penganiayaan terjadi, ia juga menjelaskan saat peristiwa tersebut terjadi, tak ada warga yang menolong korban, karena warga tak berani keluar.

Baca juga  Pemerintah Fokuskan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) Ke 6 Subsektor

Ia juga menceritakan awal kejadian, sebenarnya pengurus RW ingin memberitahukan warga bahwa polisi masuk ke pemukiman kita, warga yang lain masuk ke rumah.

Harun adalah sosok bocah polos yang tak tahu apa-apa, bahkan bocah umur 15 tahun tersebut tidak ikut aksi demo. Patut di duga dan harus diungkap brutalnya oknum polisi telah melanggar HAM berat.

Meninggalnya Muhammad Harun Rasyid menambah jumlah korban bocah menjadi dua orang dari total delapan orang yang meninggal dalam kejadian ini. Selain Harun yang baru berusia 15 tahun, ada juga yang meninggal akibat tertembak peluru tajam di pelipisnya seorang remaja masjid usia 16 tahun bernama M. Reyhan Fajari.

Reyhan saat itu menunggu sahur di Masjid Istiqomah. Ia terkena tembakan di pelipis mata kirinya. Nyawa bocah SMP ini tak mampu diselamatkan ketika dibawa ke rumah sakit.

Baca juga  Hari Raya Galungan dan Kuningan

Kematiannya yang tragis itu, begitu mengagetkan keluarganya, apalagi remaja 16 tahun itu dikenal sebagai remaja masjid dan bukan bagian dari massa aksi 22 Mei.

Sementara itu, terkait viralnya video penganiayaan Harun Rasyid di sekitar kompleks Masjid Al-Huda Polri mengaku masih menelusuri kejadian dalam video tersebut.

Sedangkan Didin Wahyudin (45 th), orangtua dari Muhammad Harun Al Rasyid (15), sosok yang disebut sebagai pemuda yang dikeroyok oleh polisi di halaman Masjid Al-Huda di Jakarta Pusat, membantah bahwa putranya adalah sosok pemuda itu.

Didin tidak ingin mengungkap lokasi pasti putranya yang turut menjadi korban meninggal dari kerusuhan 21-22 Mei 2019 di Jakarta. Menurutnya banyak informasi yang simpang siur. Tapi yang pasti anaknya sebelumnya sehat saja dan begitu pulang menjadi jenazah.

Ads Blocker Image Powered by Code Help Pro

Ads Blocker Detected!!!

We have detected that you are using extensions to block ads. Please support us by disabling these ads blocker.

Kami mendeteksi bahwa Anda menggunakan ekstensi untuk memblokir iklan. Tolong dukung kami dengan menonaktifkan pemblokir iklan ini.
Powered By
Best Wordpress Adblock Detecting Plugin | CHP Adblock
Please turn AdBlock off