Gatot Nurmantyo yang merupakan Mantan Panglima TNI menyinggung soal anggaran TNI saat menghadiri pidato kebangsaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang berlokasi di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, hari Jumat 12 April 2019.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa di APBN-P TNI saat masih menjabat Panglima TNI, TNI hanya dianggarkan Rp. 6 triliun lebih. Bahkan ternyata TNI memiliki jumlah personil lebih dari 445.000, mempunyai ratusan pesawat terbang tempur, ratusan kapal perang, ribuan tank, dan senjata gerak. Di sisi lain juga, Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa Polri mendapat anggaran Rp. 17 triliun. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa, ada institusi yang tidak punya pesawat tempur, anggotanya 3.000, anggarannya mencapai Rp.4 triliun. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa anggaran tersebut seperti mengecilkan TNI.
Saat berpidato, Gatot Nurmantyo menyebut kedatangannya karena mendapat telepon langsung dari Prabowo untuk berbicara masalah kebangsaan. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo ini juga mengatakan kedatangannya untuk menghadiri pidato kebangsaan Prabowo karena negara dan bangsa memanggil. Menurutnya, masalah internasional yang harus diwaspadai adalah penduduk global. Dikarenakan mereka tidak peduli kebangsaan, sebab mereka akan bicara dan mementingkan globalisasi.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo menilai, kondisi nasional sedang kritis terutama di kekuatan inti bangsa Indonesia. TNI seharusnya bisa bersatu dengan rakyat. Bahkan Gatot Nurmantyo menambahkan, banyak orang-orang bermasalah justru menempati jabatan-jabatan strategis. Saat di akhir pidatonya, Gatot Nurmantyo meminta semua masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam kontestasi Pemilu 17 April mendatang. Gatot Nurmantyo juga mengimbau agar sesama warga boleh berbeda pilihan, tetapi tidak memecah belah persatuan. Turut hadir dalam pidato kebangsaan tersebut para petinggi Badan Pemenangan Nasional yaitu Fuad bawazier, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sudirman Said, Sufmi Dasco Ahmad, Ahmad Riza Patria, Eddy Soeparno, Priyo Budi Santoso dan Rocky Gerung. Beberapa petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) hadir pula beberapa tokoh nasional antara lain mantan dari Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia yaitu Bambang Widjojanto, mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, mantan Wakil Menteri Pertahanan yaitu Syafrie Sjamsoeddin dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih.