Nama politisi Zara Zettira sedang menjadi sorotan.
Penyebabnya adalah cuitan Zara Zettira yang dianggap menghina pesantren.
Dalam cuitannya yang sudah menghilang itu, Zara Zettira, mengunggah berita sebuah media online yang berjudul Skandal Bertubi-tubi di Kemenag, Kasir Pun Bisa Korupsi 3,3 Miliar.
Namun bukan hal itu yang menyulut kemarahan netizen, khususnya kalangan santri.
Melainkan, cuitan Zara Zetira terkait dengan kasus korupsi di Kemenag tersebut.
Dalam cuitannya, Zara Zettira menyebut tradisi pesantren.
“Tradisi pesantren jangan dibawa ke kementrian, camkan!,” begitu cuitan Zara Zettira.
Kini cuitan yang sudah hilang itu, masih berseliweran setelah di screen shoot oleh netizen.
Sejumlah pihak pun mengungkapkan kemarahannya.
Sebut saja di antaranya Mohammad Guntur Romli.
Pihak pesantren juga tidak tinggal diam.
“Khan kalau Mbak @ZaraZettiraZr suka lakukan framing
kejam terhadap tradisi Pesantren.
#ZarazetirraHinaPesantren. Coz suka banget selvy sama roki gerung,” tulis
akun Twiter @PPP_NurulQuran
Generai Muda NU juga ikut mencuit.
“Memfitnah Korupsi sebagai tradisi/kebiasaan Pesantren oleh @zarazettirazr sangat kejam, akibat kebencian yang tertanam didalam hatinya, yang tidak sejalan dianggap musuh,” tulis Generasi Muda NU melalui @Generasi_MudaNU.
Melihat banyaknya respon terhadap cuitan Zara Zettira itu, politisi Demokrat Jansen Sitindaon, angkat bicara.
“Jika benar twett ini dr kakak saya kak @zarazettirazr, mendahului beliau agar soal ini tdk terus jadi polemik, saya pribadi minta maaf kpd teman² pesantren dan khususnya sahabat² saya dari NU yg tersinggung atas twett tsb. Dari hati yg paling dalam saya minta maaf @nu_online,” tulis Jansen melalui akun @jansen_jsp.
Hingga berita ini diturunkan POS-KUPANG.COm belum berhasil mengkonfirmasi Zara Zettira.
Mengutip wikipedia, Zara Zettira Zainuddin Ramadai (lahir di Jakarta, 5 Agustus 1969; umur 49 tahun).
Ia adalah seorang penulis dari Indonesia.
Sebelumnya Zara pernah berkarier sebagai model dan aktris sebelum akhirnya memilih menjadi penulis.
Perempuan berdarah Minangkabau-Jawa-Tionghoa ini mulai aktif menulis sejak umur 12 tahun setelah memenangkan lomba menulis pada sebuah majalah remaja.
Selain itu Zara juga menerjemahkan buku cerita remaja dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, semisal Sweet Valley Highs dan Girl Talks.
Zara memulai kariernya sebagai model setelah meraih berbagai prestasi di antaranya sebagai pemenang Putri Photogenic pada Pemilihan Putri Remaja 1985, runner up GADIS Sampul 1987, Putri Kampus 1989 hingga None Jakarta Pusat Favorit 1989.
Saat ini, Zara dan keluarganya menetap di Toronto, Kanada.
Pada tahun 2009 pernikahan Zara dan warganegara Kanada tersebut berakhir dengan perceraian.
Zara selanjutnya kembali ke Jakarta, Inonesia pada tahun 2010.