UDAHKETEMU.COM-FAKTA, BMKG Memberikan Informasi Peringatan Cuaca Ekstrem atau lebih dikenal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah memberikan informasi peringatan dini tentang cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada Senin (8/4/2019).
udahketemu.com mengutip dari laman resmi bmkg.go.id.
terdapat Siklon tropis WALLACE di Samudra Hindia selatan NTB dengan kecepatan angin Maksimum 50 knots.
arah gerak barat memberikan dampak berupa pembetukan daerah konvergensi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Laut Banda, dan Perairan Barat Aceh.
Sementara itu, untuk wilayah belokan angin di Provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Barat.
Siklonik terpantau di Utara Papua (level 925/700), Selat Karimata (level 925/700), dan Perairan Utara Australia (level 925/700).
Jadi, wilayah yang berpotensi hujan lebat adalah : Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara.
Sedangkan, wilayah yang berpotensi hujan lebat dan angin kencang. Kilar/petir adalah Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jabodetabek, Jawa Timur, Papua Barat.
Cuaca ekstrem semakin sering terjadi akibat pemanasan global yang memburuk seiring waktu. Fenomena cuaca yang timbul seperti banjir dan kekeringan berdampak buruk bagi lingkungan maupun masyarakat. Namun, banyak orang di Indonesia belum memahami permasalahan sepenuhnya.
Edukasi Cuaca Ekstream
BMKG Memberikan Informasi Peringatan. Dalam rangka mengedukasi hal-hal seputar cuaca ekstrem, ITB mengadakan workshop daring berjudul “Cuaca Ekstrem: Hoax kah?” di hari Sabtu (18/06/2022). Kegiatan ini terbuka untuk umum dan mengundang tiga narusumber untuk berdiskusi: Dr. Joko Wiratmo, M.P.; Siswanto, M.Sc. Ph.D. (cand); dan Prof. Dr. Ir. Eddy Hermawan, M.Sc.
Dr. Joko menekankan pentingnya pemahaman cuaca ekstrem di Indonesia sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kesadaran terhadap cuaca ekstrem juga dapat membantu masyarakat dalam menemukan solusi terbaik membangun adaptasi terhadap persoalan “Penyampaian informasi mengenai cuaca perlu ilmu pengetahuan yang cukup kuat supaya informasi-informasi berseliweran yang cenderung tidak benar” kata Wakil Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Agus Mochamad Ramdhan, S.T, M.T, Ph.D., menambahkan.
Dr. Joko, Ketua Pelaksana acara ini. Sebagai dosen Program Studi Meteorologi FITB ITB, dia menjelaskan bahwa informasi cuaca sering dikemas secara tidak tepat. Berita-berita yang disebut dengan hoaks ini sering viral dengan tanggal dan hari kejadiannya tidak jelas. Selain sumber berita tidak kompeten, informasi yang ada terkesan tidak ilmiah.