Pemberian hadiah umrah ini diserahkan langsung Asrizal di sela-sela kegiatan reses di daerah pemilihannya.
Asrizal menghadiahi 1 tiket umrah untuk Marlia karena Marlia dianggap guru berdedikasi tinggi dalam mengajar dan mencerdaskan anak didiknya.
Asrizal sengaja datang ke sekolah itu bersama Ketua PGRI Aceh Tamiang, Rudi dan Kepala Sekolah, M Nurdin Spd.
“Saya mengantarkan hadiah itu sendiri untuk membuat kejutan,” kata Asrizal.
Anggota DPR Aceh asal Aceh Tamiang dan Kota Langsa, Asrizal H Asnawi, Selasa (17/12/2019) menyerahkan 1 tiket umrah gratis kepada Marlia S.Pd.I, guru bakti atau honorer di SMPN 6 Bendahara, Aceh Tamiang.
Pemberian hadiah umrah ini diserahkan langsung Asrizal di sela-sela kegiatan reses di daerah pemilihannya.
Asrizal menghadiahi 1 tiket umrah untuk Marlia karena Marlia dianggap guru berdedikasi tinggi dalam mengajar dan mencerdaskan anak didiknya.
Asrizal sengaja datang ke sekolah itu bersama Ketua PGRI Aceh Tamiang, Rudi dan Kepala Sekolah, M Nurdin Spd.
“Saya mengantarkan hadiah itu sendiri untuk membuat kejutan,” kata Asrizal.
Dedikasi inilah dianggap Asrizal merupakan jerih payah Marlia dalam mengajar, sehingga Marlia dianggap pantas menerima hadiah tersebut.
“Semoga Bu Marlia bisa menunaikan ibadah umrah dengan lancar dan senantiasa menjadi guru yang selalu berdedikasi tinggi,” kata Asrizal.
Perjalanan Marlia dalam mengemban tugas di daerah terpencil di SMPN 6 Bendahara sudah dijalani selama 10 tahun.
“Dedikasi beliau tidak diragukan lagi, karena sejak tamat SMA beliau sudah mengabdikan dirinya di SMP satu atap yang sekarang menjadi SMPN 6 Bendahara,” ujar Asrizal.
Asrizal juga mengatakan, Marlia adalah guru bakti yang tidak ada dalam anggaran Pemerintah Aceh atau kabupaten.
“Baktinya tidak main-main, setiap hari harus mengarungi sungai selama 45 menit,” pungkas Asrizal.
Namun sebelumnya, Marlia juga sudah diberi hadiah oleh Pemerintah Aceh sebagai salah satu dari 3 orang guru berdedikasi dan berintegritas se-Aceh.
Asrizal dalam kunjungan kemarin juga mendengar keluh kesah sejumlah guru di SMPN 6 Bendahara.
“Para guru meminta pemerintah provinsi menganggarkan tunjangan pendapatan tambahan untuk mereka yang mengajar anak didik di pedalaman. Karena mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menuju tempat mengajar,” kata Asrizal.
Di sekolah itu hanya ada 16 guru, 5 PNS termasuk kepala sekolah dan KTU, 4 tenaga kontrak kabupaten dan 7 sisanya tenaga bakti tanpa gaji.