Andrea Dovizioso menyatakan bahwa kemenangannya di MotoGP Austria yang digelar di Sirkuit Red Bull Ring pada Minggu (16/8/2020) terasa campur aduk, karena kemenangan ini terwujud tepat sehari setelah ia mengumumkan keinginannya untuk hengkang dari Ducati Team musim depan.
Dovizioso start keempat dan menjalani pertarungan yang sengit dengan Pol Espargaro dalam memperebutkan posisi kedua, yakni sebelum insiden kecelakaan hebat antara Franco Morbidelli dan Johann Zarco terjadi pada Lap 9 dan mengakibatkan bendera merah tanda balapan dihentikan.
Balapan pun dimulai kembali dengan jarak yang diperpendek dari 28 ke 20 lap saja, dengan posisi restart berdasar posisi Lap 8, yang berarti Dovizioso start dari posisi kedua. Ia pun menjalani restart dengan baik, mampu mempertahankan posisi di belakang Jack Miller.
Meski begitu, ban belakang lunak Miller yang aus membuat Dovizioso berhasil mendapatkan kesempatan menyalip di trek lurus pada awal Lap 10. Sejak itu, Dovizioso melenggang bebas di depan dan meraih kemenangannya yang ketiga di Red Bull Ring.
Sangat Kuat di Beberapa Titik Pengereman
“Atas berbagai alasan, rasanya aneh menang di sini. Apalagi kami harus menjalani dua kali start dan dua kali balapan. Situasinya tak mudah, apalagi memulai balapan kedua dengan energi yang sudah berkurang. Tapi saya mampu mengendalikan balapan karena ada beberapa tikungan di mana saya bisa melaju lebih cepat,” ujarnya via MotoGP.com.
“Ban belakang mengalami degradasi yang parah, tapi saya sangat kuat di beberapa titik pengereman, hingga saya bisa mendikte ritme balapan. Saya sangat senang, sangat penting kembali menang, dan saya berterima kasih kepada tim saya,” lanjut pembalap Italia berusia 34 tahun ini.
Kepada FOX Sports Asia, Dovizioso pun menyatakan kemenangan ini sangat berharga berkat berbagai hal. Salah satunya adalah fakta bahwa kemenangan ini merupakan tanda kebangkitannya dengan Ducati usai hanya finis ke-11 di Brno, Ceko.
Galau Karena Menang Usai Putuskan Berpisah
“Saya yakin trek ini membantu, tapi saya dan kru melakukan hal berbeda dari rider Ducati lainnya, jadi ini berarti kinerja kami sangat baik dan tepat. Tapi saya masih belum nyaman karena rival lain masih kuat, dan saya rasa ini belum cukup jika kami mau merebut gelar,” ungkapnya.
Meski begitu, Dovizioso tak memungkiri bahwa perasaannya campur aduk, karena kemenangan ini datang usai ia memutuskan berpisah dengan Ducati, walau masih bungkam soal alasan yang melatarbelakangi keputusannya meninggalkan pabrikan Italia tersebut.
“Kemenangan ini rasanya campur aduk. Setiap kali Anda berada dalam situasi macam ini, Anda jadi dibicarakan semua orang. Di lain sisi, saya ingin melanjutkan kerja sama berkat suatu hal, tapi tak mau lanjut akibat hal lainnya. Saya menginginkan situasi berbeda tapi tak memungkinkan, tapi saya masih tetap bekerja keras,” pungkasnya.