Banjir bandang menerjang Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin 13 Juli 2020 malam. Banjir berasal dari luapan dua sungai yaitu Sungai Masamba dan Sungai Meli.
Banjir tersebut merusak ratusan rumah warga. Bahkan ada rumah yang hanyut bersama penghuninya sehingga mengakibatkan adanya korban jiwa. Sejauh ini otoritas setempat belum dipastikan berapa orang tewas karena kejadian itu.
“Ada luka, ada yang patah, juga ada yang hanyut dan meninggal dunia. Tapi masih terus dilakukan pencarian korban,” kata Sekretaris PMI Luwu Utara, Amiruddin, Selasa (1/4/7/2020).
1.Rujab Bupati Luwu Utara ikut terkena dampak
Amiruddin menuturkan, banjir diperkirakan terjadi pada pukul 20.00 WITA. Banjir yang membawa material lumpur tidak hanya mengakibatkan rumah warga hanyut. Pagar rumah jabatan Bupati Luwu Utara juga ambruk diterjang air bah.
“Kendaraan rusak dan ada yang ikut hanyut seperti motor. Ini sementara pencarian korban. Bantuan personel dari BPBD Luwu Timur dan Basarnas Kendari, Sulawesi Tenggara juga sudah datang,” ungkap Amiruddin.
2.Jalan Trans Sulawesi lumpuh total
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Sulsel Endro Yudo Waryono, mengatakan ketinggian banjir mencapai 2 meter. Material lumpur yang terbawa banjir membuat jalan Trans Sulawesi lumpuh total.
Endro juga mengatakan bahwa selain Sungai Masamba dan Meli, Sungai Radda yang terhubung dengan sungai lainnya telah lebih dulu meluap. Sungai Radda ini berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Masamba.
“Musibah ini terjadi hampir bersamaan dengan meluapnya sungai Masamba yang meluber hingga Bandar Udara Andi Djemma, Senin malam,” kata Endro.
3.Alat berat sempat dikerahkan namun tidak berhasil
Endro juga mengatakan bahwa alat berat sempat dikerahkan untuk mengeruk pasir bercampur lumpur yang menutup jalan di sekitar perumahan warga. Namun tidak berhasil karena lumpur terlalu tebal.
“Buldozer sempat dikerahkan, tapi mundur di tengah jalan, lumpur bercampur pasir sangat tebal,” kata Endro.
Hingga kini, upaya pencarian korban pun terus dilakukan. Demikian juga dengan kerugian akibat musibah ini.
“Kerugian berupa harga benda ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” kata Endro.